13 Februari 2015 adalah hari duka untuk keluarga BERE dan Biologi 2012 kelas B, kenapa? karena kami telah kehilangan seorang gadis mungil yang cantik dan periang, Priska Suci Nevertary. udah hampir 3 minggu Pika, biasa kita menyapanya, dirawat di rumah sakit di bilangan Bekasi. sudah banyak sanak saudara, teman dan kerabat yang datang menjenguk dan mendoakannya untuk kebaikkannya, untuk kesembuhannya.
beberapa hari yang lalu, yang gue denger dari temen gue yang menjenguk Pika, keadaan Pika mulai membaik. dan setelah kabar itu datang, gue berharap dan selalu berharap keadaannya Pika akan tetap dan semakin membaik.
lalu tibalah hari ini. sekitar jam 8 pagi, Diani, memberi kabar melalui sebuah aplikasi berbayar, WhatsApp. " innalillahi wainnalillahi rajiun. kita kehilangan teman kita tercinta, Priska Suci Nevertary ". begitu isi pesannya. seketika grup menjadi ramai. dan seketika pula gue menyambar handuk gue yang tergantung dan menyambar kamar mandi yang kosong. dengan kecepatan seperti kecepatan kilat, gue selesai mandi dan berpakaian. gue nangis, gue bingung, gue ga percaya kalau Pika ninggalin kita secepat itu. Bibi gue dateng bingung ngeliat keadaan gue yang tiba-tiba seperti itu. kak Elin BBM gue. gue dan kak Elin menuju Bekasi, rumah sakit dimana Pika berada.
sesampainya disana gue dan kak Elin ketemu sama Uwanya Pika. gue nanya dimana Pika. kata Uwanya, Pika ada di rumah duka, dilantai bawah. gue dan kak Elin langsung kesana, dan benar saja. Pika ada disana, saudaranyapun juga, teman-teman dan begitu pula dengan kekasihnya, Lubis. dada gue sesak melihat Pika yang sudah rapi terbungkus kafan. ada air mata yang terlinang di kedua mata gue ketika salah satu saudaranya membukakan salah satu ikatan pada kainnya. untuk yang terakhir, gue melihat wajah cantik itu tersenyum manis. sekuat tenaga gue menahan air mata itu agar tidak jatuh, gue mendengar isak kak Elin dan Upil. ga lama Diani dateng bersama Kaprodi. air mata Diani membanjiri kedua pipinya. matanya merah merasakan kehilangan.
sekitar pukul 11 siang, Fanny, salah satu dari BERE sampai di rumah sakit. tangisnya tak henti hingga Ia melihat wajah Pika yang tersenyum manis terakhir kalinya. gue yang melihat Fanny seperti itu menjadi ikut merasa sedih. tapi tetap saja gue coba untuk menahan air mata itu. sampai pada akhirnya Pika dibawa ke kampung halamannya.
Pika, selamat jalan. kamu dan kenangan yang telah kamu buat dan berikan pada kita, akan selalu terkenang dan tersimpan selamanya. kita akan bertemu lagi di lain waktu, di tempat yang sama, Syurganya Allah. jangan sakit lagi ya, Pika. gue sayang lo, Priska Suci Nevertary.
Comments
Post a Comment