HAH! di bulan Juniku (1- Juni)


lagi-lagi aku memulai dengan seseorang yang sudah kukenal lama. tidak secara resmi memang. aku tau kamu jauh sebelum kamu datang ke rumahku, saat kamu masih tinggal di rumah Elian mungkin, saat kamu masih kurus, belum sesemok sekarang. xixi. 😝. tapi aku hanya tau sebatas kamu sepupunya Elian, dan aku hanya tau namamu. tidak lebih.

sekitar akhir tahun 2019 lalu, saat aku dan Elian sedang menginap di sebuah villa di daerah Cisarua, Bogor, entah pemikiran dari mana, dia bilang "lo udah ada calon, Ndah?". "belum", jawabku singkat. "kalo pacar ada? atau yang lagi deket sama lo gitu? trus kapan lo mau nikah?". sebagai abang, aku akui jika dia sangat perhatian. "mau ya gue kenalin sama sodara gue. dia jomblo udah lama, sekalinya pacaran cuma sebentar, udah mapan, Ndah, dia udah punya rumah sendiri. lo tau Bi, kan?". tanpa ba-bi-bu Elian menceritakan tentangmu padaku, tanpa mendengar jawaban dariku atau meminta pendapatku tentang kamu.

    6 Juni 2020.

"Ndah"

"oi"

"besok pergi engga?"

"engga"

"besok gue mau main ya. gue mau kenalin lo sama Bi"

sebuah pesan singkat yang dilemparkannya padaku. entah kamu tau atau tidak.

keesokkan harinya, tanpa kabar darinya dan tanpa kalian ketahui, aku menunggu kalian seharian. aku yang tidak pernah bebenah saat pagi, hari itu bebenah- nyapu, ngepel, merapikan ruang tamu- agar terlihat bersih di matamu. namun kalian tak kunjung datang.

    lima hari setelahnya, 11 Juni 2020.

Elian menelponku pukul 20.28. perbincangan singkat, menanyakan kebersediaanku untuk kalian datang ke rumah dan menjelaskan kenapa kalian tidak datang pekan lalu.

    keesokkan harinya, 12 Juni 2020.

kalian datang ke rumahku usai solat Jum'at. perbincangan kita bertiga sangat singkat. kalian duduk di ruang tamu rumahku selama +/- 2 jam. aku lebih banyak bicara dengan Elian dibanding denganmu. kami lebih banyak bicara tentang teman SD kami dibanding dia memperkenalkan kamu padaku. sesekali kamu bertanya padaku, tapi kamu lebih banyak menghabiskan waktumu untuk menatap layar ponselmu itu. saat itu juga aku bertanya pada diriku, "yakin ga Ndah sama dia? mau lanjut kenal atau bilang sama Elian untuk udahan". namun di sisi lain aku juga mikir "ini kan baru pertemuan pertama, wajar ajalah. apalagi sebelumnya emang ga pernah komunikasian sama sekali". jadi aku putuskan untuk lanjut mengenalmu. apa salahnya mengenal orang baru, bukan? 😊

    25 Juni 2020.

seperti biasa, Elian masih menjadi perantara diantara kita. malam itu Elian mengirimiku sebuah pesan.

"Indah. jangan tidur. Bi mau main ke rumah lu"

kamu tau itu sudah jam berapa? 19.27! waktu yang sangat berbahaya untukku. ah! pada saat itu kamu belum tau, kalau setelah maghrib adalah waktu berbahaya untukku. dan akupun sangat menghindarinya. sekarang kamu sudah tau, kan? nanti akan aku jelaskan detailnya.

maka pada hari itu kalian pun tidak datang ke rumahku.

    28 Juni 2020.

mbah datang ke rumah diantar oleh pakde. firasatku sudah tidak enak. bukan karena kedatangan mereka. tapi pasti ada rencana di balik semua itu. dan benar aja. pakde meninggalkan mbah di rumah sendiri, beliau bilang "nanti aku jemput ya pak".

beberapa jam berlalu. ponsel Ayah berdering. aku dengar dari kejauhan, "nanti Bi yang jemput bapak ya, Do". tak lama setelah telpon itu mati, kamu datang dengan pakaian serba hitam seperti malaikat maut. suara lembutmu terdengar dari luar pagar, dan membuatku menaikan sedikit kedua ujung bibirku sambil pura-pura tak acuh dengan bermain ponsel. seketika kamu mengalihkan pandanganku.

ada saat dimana mbah bilang "Ndah sini dong. kenalan dulu sama Bi"

trus aku jawab "Indah mah udah kenal sama dia"

trus mbah bilang "salaman dulu dong" dan kita berjabat tangan. tadinya aku mau mencium tanganmu, karena kamu lebih tua dariku 🤣 tapi aku urungkan. itu pertama kalinya kita berjabat tangan. tau yang kupikirkan? untuk ukuran seorang laki-laki yang sering naik turun gunung dan menyetir, tanganmu sangat halus, bahkan lebih halus tanganmu dibanding tanganku 😔. dan mbah banyak berbicara saat itu mengenai keinginannya dan tujuannya untuk menjodohkan kita, agar salah satu cucunya bisa menikah cepat.


sejauh ini aku belum memiliki rasa istimewa ataupun keingintauanku akan dirimu. kita baru beberapa kali bertemu, ngobrol saja tidak pernah. bagaimana kita bisa saling mengenal dan menyukai jika seperti itu? perjalanan kita masih panjang, Bi. kita jalanin aja dengan santai dan dengan tujuan yang jelas. sebagai teman atau calon teman hidup 😊

Comments